Jumat, 18 November 2011

hem.....



“Ternyata benar !! “ fikirku....

Itu kesimpulan awalku, tentang penggabungan sedikit teori dan sesingkat pengamatan....
Logika memang tumbuh dan tua sejalan dengan umur seseorang....jadi benar bahwa usia sebuah logika sama tuanya dengan usia umur si manusia.

Setelah perhatikan keponakanku si sulung yang kini beranjak umur 7,5 tahun, aku baru menyadari dan seolah membuktikan hal tersebut. Tadi siang sepulang kujempt dari sekolah, sesampainya dirumah, dia melihat 2 bungkus makanan ringan –itu jatah untuknya dan 1 adheknya yang terakhir--  ia langsung bertanya , “ ini buat kakak semua ya tante?” meyembunyaikan rasa ingin memiliki semuanya -- namun ku tahu maksudnya--...
ku jawab saja dengan santai; “ itu punya kakak 1, yang 1 lagi buat adhek – si bungsu -- ”, jelas karena memang ada 1 bungkus lagi yang lain yang sudah dibuka, dan tertinggal tidur oleh sang pemiliknya —adheknya si tengah yang sedang sakit dan tengah  tertidur--, karena awalnya semuanya ada tiga , lanjut dia hanya bilang; “owh, gitu ya tante”, lalu ku minta ia ganti baju, dia memang ganti baju, namun sekaligus mengganggu adheknya si bungsu, yang hampir tertidur jadi terbangun dan manangis oleh suara kerasnya saat memanggil umminya...


Hm...mengelus dada, dan tepok jidat yang kulakukan secara spontan,uhui..hehehe^^....
cerita berlanjut,--kembali ke soal makanan—setelah ganti baju, ia masih mengingat makanan itu, kembali lagi ketempat semula dia melihatnya, mengambilnya, dan membukanya...sesaat setelah berdoa hm...nyam..nyam...nyam...asyik sekali melihatnya saat menikmatinya,tapi ada yang kelupaan untuk diceritakan, dia memakan itu diruangan dimana ada si bungsu dan sang ummie berada, sontak saja adhek tambah marah...sambil asyik makan, dia pun tak luput dari meniru gaya tangisnya sang adhek...hm...adheknya semakin marah, menangis semakin kencang --wah , kalau si bungsu nangis, tahan lama euy...—dan tak terasa dia sudah selesai menghabiskan 1 bungkus makanan haknya, lalu dia pergi..memang tak kuikuti, kupukir dia cuma mambuang bungkusnya dibelakang, namun alhasil dia lama dan ternyata dia datang dengan 1 bungkus makanan yang sama –jatah si bungsu—dan di dengan PeDenya bilng sama sing bungsu “ ni  dhek, udah kakak bukain, mau ga?” sontak aku didalam hati ; “pintar sekali dia berbohong, untuk mendapatkan apa yang dia mau,-- karena sebenarnya si bungsu menagis bukan karena dia menginginkan itu awalnya, namun karena merasa di ejek, wong lagi nangis kok ditirukan gayanya, sopo jal sing ra nesu?? -- hebat juga dia menggunakan logika berfikirnya” dan si bungsu tentu saja semakin marah,--sebenarnya si bungsu marah awalnya cuma cari gara-gara karena merasa terganggu kakak datang dan takut ummie terbagi – dan saat itu hanya ada aku, dia dan si bungsu, sang ummie lagi mengambil sesuatu didepan. Sehingga tak tahu kejadiannya. Akhirnya mereka dipisahkan, sang ummie menggendong si bungsu, dan aku tertinggal diruangan itu. Dan ku tanyakan padanya ; “  kenapa kakak bohong?” itu kan jatah adhek, kalo mau ambil jatah orang lain ya harus izin dulu ...” dia hanya terdiam dan mesam-mesem...

Ini udah beberapa kali aku melihtanya sangat lihay menggunakan akalnya, logikanya jalan, bener-bener jalan...atau misal dia tak mau berbagi barang baru dengan adhek2nya, namun ketika si adhek memiliki barang baru dia rebuat, atau juga dulu pun pernah, ketika main bola bersama kedua adheknya, tak sengaja dia menabrak si bungsu, namuan apa yang terjadi, “ malah dia pura- pura sakit” untuk menghidari nasihat dari orangtua yang mungkin terasa seperti omelan. Karena membuat si adhek jatuh dan menangis,dan lucunya si bungsu disuruh minta maaf duluan sama sang abie, dia mau, namun si kakak ini malah mutung...hahaha^^....dan masih banyak ceritera lucu lainnya.....

*tapi ku yakin dalam hatinya memberontak, merasa bersalah setelah melakukan hal-hal tersebut, buktinya dia tak lagi sesemangat atau lebih tepatnya senafsu awal dia melakuan sandiwara tersebut, makan jadi tak lagi selahap awal ia menginginkannya karena tahu bukanlah haknya, main bola juga tak lagi sesemangat awal dia melakukankannya --sebelum kejadian tsb --, malah seolah menarik diri,saat ia merasa tak mampu berbagi namun menuntut adhek2nya berbagi dengannya, hm...merasa ga’ enak hati – malu --.....

Dari beberapa cerita tadi, saya yakin bahwa bukan hanya si kakak yang berbuat seperti itu, anak-anak yang lain juga, bahkan orang dewasa, juga 0rang tua...disini pengen menekankan tentang :
1.        Logika seseorang sebenarnya berjalan selaras dengan umurnya...(walau memang ada beberapa yang tidak seperti itu, karena faktor lingkungan, kelainan, dst...hehehe^^)
2.        Manusia memiliki 2 sifat baik dan buruk, semua bisa menjadi peluang untuk dominan, dan kadang faktor pendidikan, lingkungan, keadaan, bahkan nafsu, hohoho....juga mampu mempengaruhi hal tersebut....            
Dan kesemua itu seharusnya mulai diolah dan bentuk sedari dini, peran orangtua, guru, masyarakat, lingkungan juga mampengaruhi hal tersebut, walau juga ada dorongan dari dalam diri individu itu sendiri juga jauh lebih berpengaruh...

jagalah anak-anak, adhek, kakak,sahabat, teman  agar jangan samapai terjermus dalam hal-hal atau kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, bukankah pak anis matta pernah menyampaikan dalam bukunya bahwa; “..... sesuatu yang dilakukan terus-menerus akan menjadi sebuah kebiasaan, kebiasaan yang terus menerus bisa menjadi sebuah karakter........” maka berhati-hatilah, saling menjaga dan menasihati...oke sahabat ?!

Jadi teringat ponakanku, semua serba tiga...mau butuh mau ga’ , pokoknya 3 kalo ga’ mau ada perang dunia ke-3..hm...yoyoyo

_semangat perbaikan dan peningkatan_
Mliwis, 171111
21.59wib                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar