Marah adalah sifat yang perlu dimiliki sebagai seorang
manusia. Why? Karena manusia akan sempurna dengan punya sifat itu.mungkin ada yang mengganjal,bukannya manusia
itu tidak ada yang sempurna, terus maksudnya sempurna dengan marah itu apa? Yah, marah adalah
sifat pelengakap dan melengkapi manusia. Coba banyangkan manusia yang ga pernah
marah, adakah? Kalo ada itu pasti karena ada faktor xxxx yang lain yang mempengaruhinya.
Marah itu sepadan dengan kata mutung, sebel, jengkel,
apalagi ya?hm....cari sendirilah, mungkin bahasa daerah masing-masing ada yang
beda untuk mengungkapkan kata marah. Seseorang marahpun juga banyak bentuknya,kok bentuk ya???!! Maksudnya banyak
ekspresinya. Ada yang mengekspresikan dengan berteriak-teriak (kaya pake
toa,hehehehe..^^) ada yang dengan diam lalu pergi kepojok ruangan, ato ada juga
yang dengan menangis (hiks...hiks...) ada juga yang dengan melempar atau
membanting barang-barang disekitarnya..(
sepertinya semua pengalaman pribadi).dan bahkan ada yang mengekspresikan
dengan pergi lalu lost contact..hehehe..^^. Dan semua itu berbeda, karena beda
orang beda kebiasaan, dan beda orang juga beda tingkat sensitifitas
kemarahannya.
Marah itu wajar, marah itu juga perlu...namun marah itu kudu cerdas!!! .marah kok cerdas???!!marah kok kudu mikir dulu ya, marah yo marah aja. Eits, itu tidak bisa,marah itu kudu dipikir dulu, biar saat marah semua teratur, apa yang kita mau, tersampaikan, ga’ cuma sumpah serapah dan hujatan semata..hehehehe...so marah kudu cerdas. Tau tempat tau situasi dan kondisi....Mantapz!!
Pengalaman nih ya, kalo marah asal marah, ga berpikir jenih pasti ada aje yang bakal terjadi sama kita sendiri. Bayangin aja udah cape’ marah, rugi lainnya pula. Dulu pernah kejadian, waktu itu saat aku sedang mengendarai motor sekitar jalan solo tujuan mau ke purworejo, untuk bertemu bapak, namun diperjalanan aku mendapatkan telpon dari pakdheku ( kebiasaan buruk jangan ditiru à mau telpn mau sms, mau lagi mengendarai motor, mau lagi jalan, mau lagi lari, layanin aja..alias diterima dan dibalas tanpa perlu berhenti) karena ada hal yang tak disukai dalam topik pembicaraan membuat aku jengkel, meluap, meledak.... rasanya saat itu pokoknya harus dimuntahin aja yang dihati, bukan yang dipikiran...yo dipikiran juga sih, tapi pikiran yang “cupet” alias dangkal karena terbawa emosi...dan saat itu “sasaran” konfirmasiku tentang berita itu adalah bapak,yah...saat itu pokoknya harus tanya langsung...sambil terus melaju, sambil telpon bapak, sambil meluap2, nangis2 sepanjang jalan (tapi ga’ kelihatan kan pake helm kaca hitam hehehe...^^).setelah telpon selesai tanpa ada titik temu, lalu hp kumasukkan ke kantong jaket.....eh ternyata baru ku sadari waktu nyamape daerah bagelen- karena sesuatu hal, aku perlu untuk sms/telpon orang lain- ternyata hpku raib...muantapz !!! yah...rugi deh..rasa sesal jadi muncul....marah asal marah aja udah salah, apalagi marah sama ortu...tambah rugi..akhirnya ku hanya bisa sms bapak,pake hp satunya lagi( saat itu hp masih dua, keren to?padahal hp hadiah) intinya aku minta maaf, dan ngabari hpku yang tadi buat telpon hilang, dan minta di misscall-kan juga...maklum hp yang tersisa, tak ada sisa pulsa untuk telpon,hahahaha.......itu ceritaku, mana ceritamu???
Marah itu wajar, marah itu juga perlu...namun marah itu kudu cerdas!!! .marah kok cerdas???!!marah kok kudu mikir dulu ya, marah yo marah aja. Eits, itu tidak bisa,marah itu kudu dipikir dulu, biar saat marah semua teratur, apa yang kita mau, tersampaikan, ga’ cuma sumpah serapah dan hujatan semata..hehehehe...so marah kudu cerdas. Tau tempat tau situasi dan kondisi....Mantapz!!
Pengalaman nih ya, kalo marah asal marah, ga berpikir jenih pasti ada aje yang bakal terjadi sama kita sendiri. Bayangin aja udah cape’ marah, rugi lainnya pula. Dulu pernah kejadian, waktu itu saat aku sedang mengendarai motor sekitar jalan solo tujuan mau ke purworejo, untuk bertemu bapak, namun diperjalanan aku mendapatkan telpon dari pakdheku ( kebiasaan buruk jangan ditiru à mau telpn mau sms, mau lagi mengendarai motor, mau lagi jalan, mau lagi lari, layanin aja..alias diterima dan dibalas tanpa perlu berhenti) karena ada hal yang tak disukai dalam topik pembicaraan membuat aku jengkel, meluap, meledak.... rasanya saat itu pokoknya harus dimuntahin aja yang dihati, bukan yang dipikiran...yo dipikiran juga sih, tapi pikiran yang “cupet” alias dangkal karena terbawa emosi...dan saat itu “sasaran” konfirmasiku tentang berita itu adalah bapak,yah...saat itu pokoknya harus tanya langsung...sambil terus melaju, sambil telpon bapak, sambil meluap2, nangis2 sepanjang jalan (tapi ga’ kelihatan kan pake helm kaca hitam hehehe...^^).setelah telpon selesai tanpa ada titik temu, lalu hp kumasukkan ke kantong jaket.....eh ternyata baru ku sadari waktu nyamape daerah bagelen- karena sesuatu hal, aku perlu untuk sms/telpon orang lain- ternyata hpku raib...muantapz !!! yah...rugi deh..rasa sesal jadi muncul....marah asal marah aja udah salah, apalagi marah sama ortu...tambah rugi..akhirnya ku hanya bisa sms bapak,pake hp satunya lagi( saat itu hp masih dua, keren to?padahal hp hadiah) intinya aku minta maaf, dan ngabari hpku yang tadi buat telpon hilang, dan minta di misscall-kan juga...maklum hp yang tersisa, tak ada sisa pulsa untuk telpon,hahahaha.......itu ceritaku, mana ceritamu???
Itu sedikit gambaran kalo kita tak cerdas menempatkan
kemarahan, mana yang butuh marah, mana yang cuma ingin marah...
Rasulullah pun juga pernah marah, namun marah beliau marah yang membangun...masih ingat dengan kisah perang Hunain?! Yang umat islam menang dalam perang, lalu Rasulullah lebih banyak memberikan harta rampasan perang itu kepada kaum mu’alaf.yang mengakibatkan kaum Anshar jadi merasa tidak diperlakukan dengan adil leh beliau.dan berita itu sampai terdengar ketelinga Rasulullah, dan hal itu membuat beliau marah.Kemudian berkata pada kaum Anshar “ Saudara-saudara Anshar, kalian bersikap demikian hanya karena sedikit harta dunia yang hendak kuberikan kepada orang-orang yang perlu diambil hatinya agar mereka bersuka rela memeluk islam. Swedangkan keislaman kalian sudah dapat dipercaya. Tidakkah kalian rela jika orang lain pergi dengan membawa kambing-kambing dan unta sedangkan kalian pergi bersama Rasulullah ketempat kalian?Orang-orang Anshar itu bagaikan pakaian dalam dan rang lain seperti pakaian luar (maksudnya rang Ansharlah yang paling dekat dihati Nabi Saw).Seandainya tidak ada hijrah,tentu aku adalah salah seorang diantara glongan Anshar. Seandainya orang-orang melalui lembah dan lereng, tentu aku melalui lembah dan celah orang-orang Anshar. Kalian pasti akan menemukan keadaan yang tidak disukai sepeninggalku. Karena itu, bersabarlah kalian hingga kalian bertemu denganku diatas telaga (pada hari kiamat). (HR.Muslim).
Dan setelah Nabi berkata seperti itu, orang-orang Anshar jadi termenung dan sedih karena kekhilafan mereka.....
Rasulullah pun juga pernah marah, namun marah beliau marah yang membangun...masih ingat dengan kisah perang Hunain?! Yang umat islam menang dalam perang, lalu Rasulullah lebih banyak memberikan harta rampasan perang itu kepada kaum mu’alaf.yang mengakibatkan kaum Anshar jadi merasa tidak diperlakukan dengan adil leh beliau.dan berita itu sampai terdengar ketelinga Rasulullah, dan hal itu membuat beliau marah.Kemudian berkata pada kaum Anshar “ Saudara-saudara Anshar, kalian bersikap demikian hanya karena sedikit harta dunia yang hendak kuberikan kepada orang-orang yang perlu diambil hatinya agar mereka bersuka rela memeluk islam. Swedangkan keislaman kalian sudah dapat dipercaya. Tidakkah kalian rela jika orang lain pergi dengan membawa kambing-kambing dan unta sedangkan kalian pergi bersama Rasulullah ketempat kalian?Orang-orang Anshar itu bagaikan pakaian dalam dan rang lain seperti pakaian luar (maksudnya rang Ansharlah yang paling dekat dihati Nabi Saw).Seandainya tidak ada hijrah,tentu aku adalah salah seorang diantara glongan Anshar. Seandainya orang-orang melalui lembah dan lereng, tentu aku melalui lembah dan celah orang-orang Anshar. Kalian pasti akan menemukan keadaan yang tidak disukai sepeninggalku. Karena itu, bersabarlah kalian hingga kalian bertemu denganku diatas telaga (pada hari kiamat). (HR.Muslim).
Dan setelah Nabi berkata seperti itu, orang-orang Anshar jadi termenung dan sedih karena kekhilafan mereka.....
Nah, saudaraku mari kita terus belajar untuk mengendalikan,
mengasah kemarahan kita....agar kemarahan kita menjadi sebuah hal yang “bermakna”
bukan sebuah kesia-siaan....
karena ketika marah, maka kita sedang bersama syaitan....na’udzubillah...
Rasulullah pernah bersabda ,” siapakah yang dikatakan paling kuat diantara kalian?” Sahabat menjawab, “yaitu diantara kami yang paling kuat gulatnya”. Beliau bersabda , “ Bukan begitu, tetapi dia adalah yang paling kuat mengendalikan nafsu ketika marah”.( HR. Muslim)
karena ketika marah, maka kita sedang bersama syaitan....na’udzubillah...
Rasulullah pernah bersabda ,” siapakah yang dikatakan paling kuat diantara kalian?” Sahabat menjawab, “yaitu diantara kami yang paling kuat gulatnya”. Beliau bersabda , “ Bukan begitu, tetapi dia adalah yang paling kuat mengendalikan nafsu ketika marah”.( HR. Muslim)
So, ketika marah lampiaskan pada hal-hal yang baik, misal
bersih-bersih mushola, nyuci baju( kayaknya bisa bersih banget malah bisa
nyampe sobek...hahahaha..), sedekah( bisa semua barang disedakin nih...), ato
malah sholat...biar syetan ga suka nempel-nempel dengan kita.hehehe..
*hasil dengerin radio MQ dan hasil baca buku “kiat mengendalikan Amarah” dirangkum dengan gaya bahasa yang ga’ jelas namun harapannya tidak membingungkan.... kalo bingung, yo gpp. berarti siap untuk mencari tau lebih banyak....
*hasil dengerin radio MQ dan hasil baca buku “kiat mengendalikan Amarah” dirangkum dengan gaya bahasa yang ga’ jelas namun harapannya tidak membingungkan.... kalo bingung, yo gpp. berarti siap untuk mencari tau lebih banyak....
_semangat
perbaikan dan peningkatan_
Jl.melati 5 no 305......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar